Berdasarkan Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) Pemerintah Kota (PEMKOT) Makassar, Disperindag Makassar menyiapkan anggaran sekitar Rp.1,1 miliar.
Anggaran tersebut sebagai belanja persediaan untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat. Kegiatan Operasi Pasar Murah sebagai upaya intervensi terhadap kenaikan harga beras. Di mana, harga beras premium mencapai Rp.16 ribu per kilogram dan beras medium menyentuh Rp.14 ribu per kilogram hingga awal bulan puasa saat ini.
Kepala Bidang Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Disperindag Makassar, Wahyudin Ali Achmad menekankan, Pemkot Makassar melalui Disperindag akan melaksanakan Pasar Murah Ramadan. Pasar Murah Ramadan rutin dilaksanakan setiap tahun. Ia menjelaskan, pihaknya tengah melakukan persiapan dalam rangka Pasar Murah Ramadan. Karena itu, jadwal Pasar Murah Ramadan belum ditetapkan sejauh ini. Sebeb, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2024 milik Disperindag Makassar baru saja ditetapkan.
"Intervensi kenaikan harga beras dengan Pasar Murah menjadi satu-satunya upaya yang bisa dilakukan Pemkot Makassar. Pasalnya, Kota Makassar bukan sebagai daerah sentra produksi beras," katanya. Sehingga, Disperindag Makassar terus berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel dan Bulog untuk memaksimal suplai beras dari daerah produksi. Selain itu, Disperindag dan Bulog terus melaksanakan Operasi Beras. Mereka mendistribusikan beras dalam Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
"Operasi Pasar Murah masih terus berlangsung. Operasi pasar ini dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) menyasar pasar tradisional dan kontainer terpadu,"paparnya. Sebelumnya, Kepala Disperindag Makassar, Arlin Ariesta menuturkan, kenaikan harga beras dipicu kurangnya stok yang dimiliki pedagang di sejumlah pasar. Stok kurang karena pasokan yang juga terbatas.
Ia menjelaskan, pasokan beras yang diterima pedagang berkurang karena terbatasnya distribusi dari daerah yang menjadi sentra-sentra produksi. Pasalnya, daerah produksi tersebut masih dalam musim tanam. "Kenaikan disebabkan di daerah produksi masih dalam musim tanam sehingga pasokan beras ke pedagang menjadi terbatas," katanya.
Karena itu, pihak berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel dan Bulog untuk memaksimalkan suplai beras dari daerah produksi. Selain itu, Disperindag dan Bulog terus melaksanakan Operasi Beras. Mereka mendistribusikan beras dalam Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).